Kembalinya aku membuka blog lagi tidak terlepas dari Trinity. Ya, Trinity yang seorang travel bloger. Gimana Trinity bisa andil? 'Ya mungkin banget dia jadi inspirasi, kan dia memang seorang bloger'. Tapi sayangnya bukan begitu jalan ceritanya. Suka membaca buku dan mengikuti Instagram Trinity, tidak serta merta membuatku teringat untuk segera kembali ngeblog. Trinity mendorongku kembali ngeblog menggunakan cara yang lain.
Jadi aku akan mulai cerita dari awal-awal membuat blog. Sejak pertama membuat blog ini di tahun 2012, tujuannya adalah sebagai tempat untuk menuliskan pengalaman dan pemikiranku. Namun ternyata membuat blog tidak segampang yang aku kira saat itu. Selain memang menulis membutuhkan konsistensi, tampilan blog yang sangat biasa membuatku tidak semangat menulis.
Jadi aku akan mulai cerita dari awal-awal membuat blog. Sejak pertama membuat blog ini di tahun 2012, tujuannya adalah sebagai tempat untuk menuliskan pengalaman dan pemikiranku. Namun ternyata membuat blog tidak segampang yang aku kira saat itu. Selain memang menulis membutuhkan konsistensi, tampilan blog yang sangat biasa membuatku tidak semangat menulis.
Bagi aku, tampilan yang bagus adalah hal penting. Karena itulah pada awal-awal membuat blog dulu, aku belajar dari internet untuk mengubah desain blog dan juga untuk menampilkan fitur-fitur yang aku butuhkan. Banyak settingan yang aku ubah, dan akhirnya aku bisa membuat tampilan blog lebih menarik. Tapi ternyata tampilan tersebut masih belum sesuai dengan keinginanku. Desain masih menggunakan template bawaan. Untuk membuat desain bagus sesuai yang aku mau, harus mengutak-atik kode HTML terlebih dahulu, dan itu tidak gampang. Yah, mungkin karena memang belum didasari niat yang kuat, masalah tampilan desain saja bisa menjadi penghalang aku buat nge-blog. Begitulah, setelah tujuh tahun kemudian tetap tidak ada perkembangan dari blogku ini. Sampai kemudian akhirnya semangat ngeblog itu muncul lagi.
Berawal dari nonton premier film Trinity Traveler pertengahan bulan ini, seminggu lalu. Jadi, adikku mendapat undangan premier nonton dari temannya yang merupakan anak dari seorang produser kondang. Karena adikku sedang berada di luar kota, undangan diberikan ke aku. Gak mungkin dong aku nonton sendirian. Enaknya ajak satu teman nih, tapi siapa ya? Dengan sedikit pertimbangan, akhirnya aku ajak Nissa. Teman organisasi yang udah lama gak ketemu yang kebetulan minggu lalu ngajakin coba tempat makan baru tapi belum sempat kesampaian. Kebetulan juga Nissa adalah seorang bloger. Jadi selain bisa sekalian ketemu, mungkin film ini juga bisa Nissa jadikan bahan tulisan di blognya.
Berawal dari nonton premier film Trinity Traveler pertengahan bulan ini, seminggu lalu. Jadi, adikku mendapat undangan premier nonton dari temannya yang merupakan anak dari seorang produser kondang. Karena adikku sedang berada di luar kota, undangan diberikan ke aku. Gak mungkin dong aku nonton sendirian. Enaknya ajak satu teman nih, tapi siapa ya? Dengan sedikit pertimbangan, akhirnya aku ajak Nissa. Teman organisasi yang udah lama gak ketemu yang kebetulan minggu lalu ngajakin coba tempat makan baru tapi belum sempat kesampaian. Kebetulan juga Nissa adalah seorang bloger. Jadi selain bisa sekalian ketemu, mungkin film ini juga bisa Nissa jadikan bahan tulisan di blognya.
Akhirnya kita ketemu di XXI Epicentrum malam itu. Sampai sana, kita langsung nyamperin teman adikku di depan studio untuk ambil tiket. Namanya Abin. Sedikit ngobrol, ternyata kita bakal nonton bareng duduk sebelahan. Setelah tiket di tangan, aku pergi ke toilet, sedangkan Nissa mau foto-foto. Kelar dari toilet, Nissa masih mau foto-foto untuk syarat suatu acara katanya. Memang yah lifestyle bloger, acara mana juga dikejar. Yaudah, aku masuk ke studio sendiri dan duduk di samping Abin.
Sebelum film diputar, acara dimulai dengan ceremony layaknya sebuah acara premier film. Di atas panggung depan, para aktor, sutradara, dan produser menceritakan kesan saat proses pembuatan film dan pesan dari film ini. Tapi aku lebih sibuk ngobrol kenalan sama Abin. Ternyata kita sama-sama pembaca buku-bukunya mba Trinity. Dan ternyata kita seumuran. Abin cerita kalau produser film ini adalah sepupunya. Abin juga cerita juga kalau Production House film ini awalnya bukan PH yang sekarang ini, tentang film ini terlepas bukan lanjutan film Trinity The Nekad Traveler sebelumnya, dan juga bilang kalau adikku udah dua kali minta main film sama dia, haha. Lumayan lama kita ngobrol, dan persis sebelum film dimulai, Nissa baru muncul.
Tau gak apa yang ada di pikiran aku waktu Nissa mulai duduk dan nonton disamping aku. Aku menerka-nerka kalau mau review suatu hal, apa-apa aja sih yang Nissa jadikan bahan tulisan. Apa yang Nissa lihat dari suatu film? Apa yang menjadi perhatiannya ya kira-kira? Awalnya sih begitu, tapi gak berapa lama, aku mulai menikmati film dan mengingat-ingat isi buku Trinity yang pernah aku baca dulu. FYI, Film Trinity ini memang bercerita tentang pengalamannya sebagai travel bloger dan beberapa bagian cerita sudah diceritakan di bukunya. Kemudian dari film ini aku mendapat gambaran tentang perjuangan, hambatan, hal-hal menyenangkan, dan suksesnya Trinity sebagai bloger.
Kelar nonton, aku dan Abin sempat bahas sedikit tentang film dan membandingkan dengan bukunya. Kita sama-sama bilang "Kok gue gak ingat yah tentang bagian yang ini" hihi secara banyak buku Trinity yang sudah kita baca, dan cerita ini ada di buku ke-2 yang notabene terbit sudah hampir 10 tahun lalu. Pasti kita banyak lupanya. Kemudian Abin juga sempat minta nomor kontak Nissa begitu aku cerita Nissa itu seorang bloger. Setelah pamit sama Abin dan suami, Nissa masih mau foto-foto. Dia minta tolong untuk aku fotoin. Syarat untuk acara 90's Festival ternyata. Karena sudah malam banget, aku tawarkan mengantar Nissa pulang. Dalam perjalanan menuju mobil, aku mulai tertarik lagi dengan pekerjaan Nissa sebagai bloger. Aku tanya-tanya kenapa dia gak kerja kantoran aja, pendapatan bloger dari mana aja, dan seberapa cepat bisa dapatkan penghasilan dari ngeblog. Aku juga cerita kalo penghalang aku menulis blog adalah tampilan desain blog yang gak sesuai selera. Bikin gak semangat. Seketika aku teringat, lagi-lagi ini yang aku ceritakan ke Nissa. Persis yang aku ucapkan 3 tahun lalu waktu pertama kali kenal Nissa begitu tau dia seorang bloger. OMG, Hampir 3 tahun lalu! Dan masalah desain masih belum aku selesaikan. Nissa ingat gak ya aku pernah ngomong gitu? Jadi malu sendiri.
Di dalam mobil aku lanjut tanya-tanya dan cerita. Nissa mendengarkan dan menjawab sambil mengetik. Mengetik lancar dengan mata tidak lepas dari handphonenya. Memang gitu bloger, kalo lagi ada bahan dan ide langsung ditulis gitu. Sama sih aku juga gitu. Cuma kalo aku, tulisan hanya berakhir sebagai sekadar ide di notepad handphone. Hehe.. Juara deh, Nissa semangatnya..
Begitulah pertemuan kembali dengan Nissa untuk nonton Trinity bareng memperlihatkan kepadaku betapa konsistennya Nissa dalam membuat konten blog. Percakapan dengan Nissa juga memunculkan rasa malu, membuatku tersadar blogku sudah sangat lama terbengkalai. Dan tentunya film Trinity malam itu mendorong semangat dengan menggambarkan betapa menyenangkannya menjadi bloger. Thanks to Nissa dan Abin, karena akhirnya seminggu kemudian aku memutuskan 'Ya, gue harus memulai ngeblog sekarang'. Kalaupun memang desain jadi masalah, jangan jadikan hambatan. Sambil jalan, gue harus yakin bisa membereskannya sampai desainnya benar-benar seperti yang gue inginkan sekalipun harus membaca ratusan website dan menonton banyak channel Youtube untuk belajar'. Ok, here I am now. Bismillah..
semangat mutia terus menulis ya dalam blognya :)
ReplyDeletehaha siapp. karena lo kan..
Delete